Kepala DPK Babar Farouk Harap Hasil Bimtek Membaca Nyaring Jadi Model di Masyarakat
MUNTOK, DKP BABAR – Pelaksanaan Bimtek
Membaca Nyaring yang diselenggarakan Perpusda Bangka Barat selama 3 hari, bagi Guru
PAUD, TK, SD, Orang Tua, Pustakawan dan Penggiat Literasi di Bangka Barat
berjalan lancar, dan resmi berakhir pada Kamis (13/2/2025).
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
(DPK) Bangka Barat, Farouk Yohansyah mengatakan, penutupan bimtek dilakukan
usai menghadirkan penggiat literasi, pustakawan, tenaga perpustakaan umum
kabupaten/desa, tenaga perpustakaan sekolah dan pengelola perpustakaan di hari
ketiga.
Pembudayaan kegemaran membaca menurut
Undang-Undang Perpustakaan, dijelaskan Farouk, dapat dilakukan melalui tiga
satuan, yakni keluarga, pendidikan, dan masyarakat. “Saat ini kita (DPK, red)
melakukan bimtek g erakan
pembudayaan membaca.
Salah satu kegiatan gerakan pembudayaan membaca yang dilakukan adalah melalui
kegiatan membacakan nyaring
(Read Aloud ). Tujuannya menjadikan kegiatan membacakan
nyaring sebagai salah satu kegiatan utama pada program perpustakaan untuk
menumbuhkan minat baca.
Dengan kegiatan seperti ini, kata Farouk, ada peningkatan keliterasian dan budaya baca
di kabupaten Bangka Barat, maka support ( dorongan)
dari partisipasi berbagai elemen masyarakat sangat diperlukan untuk berperan
dalam peningkatkan keliterasian dan budaya baca masyarakat.
Melalui literasi akan
tercipta masyarakat berpengetahuan, inovatif, kreatif, dan berkarakter, itulah
sebabnya "budaya literasi merupakan hal yang sangat fundamental”. “Kami
harap hasil dari bimtek membacakan nyaring
dijadikan model yang dapat ditularkan di tempat kerja, keluarga dan
masyarakat, sehingga tingkat kegemaran
membaca di lingkungan kita meningkat,” harap Kepala DPK Farouk.
Runi Alcitra Amalia, Pustakawan Ahli
Madya Dinas Kearsiapan dan Perpustakaan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
dikesempatan sama mengatakan, untuk menyongsong Indonesia emas 2045, dibutuhkan
SDM dengan kecakapan literasi yang baik.
Dari data yang ada, diungkapkan Runi,
hanya 1 dari 1000 orang Indonesia yang rajin
membaca, dan hanya 0,33 buku yang tersedia untuk setiap orang di
Indonesia, ini sangat jauh dari standar UNESCO yang 3 buku untuk perorang. “Sedangkan Indonesia
rangking ke-2 dunia jumlah perpustakaan terbanyak di dunia. Hal ini cukup miris
bagi bangsa kita, perpustakaan kita banyak tapi tingkat kegemaran membaca masih
rendah,” ungkapnya.
Selain program TPBIS, Perpusnas juga melakukan
kegiatan pelatihan/bimtek penggerak budaya baca dan literasi melaui kegiatan
membacakan nyaring. “Apa yang harus dilakukan orang tua agar anak senang
membaca? Yaitu dengan memfasilitasi anak dengan bahan bacaan dan menyediakan
buku, membacakan buku,” terang Runi.
Kegiatan membacakan buku kepada anak
(audiences ), kata Runi lebih lanjut, dapat
dilakukan dengan membacakan nyaring, karena manusia menyukai hal-hal yang
menyenangkan. Membacakan nyaring dapat dilakukan sedini mungkin dimulai dari
lingkungan keluarga.
Tahapan membacakan nyaring ada 3, yaitu
sebelum saat dan setelah. Tahapan persiapan diantaranya perlu direncanakan
tujuan membaca, ketahui tahapan membaca anak, pilih buku yang sesuai, lakukan
pra baca dan baca ulang, siapkan pertanyaan sebagai bahan diskusi dan melatih
diri melakukan membacakan nyaring secara berkesinambungan.
“Tahapan saat kita akan membacakan
nyaring diantaranya yang hendak diperhatikan adalah tetap tanggap dan
berkomunikasi dengan anak, bantu anak untuk mendengar dan merasakan adanya
cerita yang mengalir, bacakan dengan suara yang dapat didengar anak dan tidak
terlalu cepat, jaga interaksi dengan anak,” jelasnya lagi.
Selanjutnya, tahapan yang terakhir
setelah membacakan nyaring minta anak mengajukan pertanyaan. “Atau kita yang
bertanya kepada mereka, kemudian minta mereka menceritakan kembali dengan kata
-kata mereka sendiri dan letakkan buku ditempat yang mudah dijangkau anak,”
ujarnya.
Ketua Komunitas Literasi Menumbing Bangka Barat, Edwin
Agustin, mengungkapkan bahwa Bimtek membaca nyaring ini pihaknya rasakan sangat
bermanfaat, dan membantu dalam menggerakan literasi baik di sekolah dan
masyarakat.
“Kegiatan ini membantu pendidik, orang tua dan penggiat
literasi dalam memahami konsep membacakan nyaring. Materi yang disampaikan
jelas dan mudah dipahami, karena pembelajaran disertai dengan praktik, dan
menginpirasi kami untuk berimajinasi
saat membacakan cerita,” tuturnya.
Sinergistas guru, orang tua dan masyarakat, sambung dia,
sangat membantu meningkatkan literasi di kabupaten Bangka Barat sekolah
khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Wijayanto Marhaen, yang juga seorang Penggiat Literasi
mengatakan, sebagai penggiat literasi, dirinya rasa praktik membaca nyaring
sangat membantu anak untuk menambah kosakata baru, mengenalkan jeda, lafal, dan
tempo.
Selain itu, anak dapat dilatih agar bisa bernalar kritis, memahami
istilah baru, merangsang kreativitas imajinasi otak, membamtu mengatasi afasia (
menyinergikan antara apa yang dipikirkan dengan yang diucapkannya).
Disamping itu juga meningkatkan memori daya ingat, karena
informasi yang disampaikan dapat berupa audiotori dan visual. Dapat juga
menyalurkan nilai moral yang didapat dari pelajaran, itulah pentingnya
penguasaan membaca nyaring.
Penulis : ZL
Fotografer : ZL
Editor : Ahmad